Siapa yang tidak kenal Syeh Siti Jenar....? Salahsatu yang disebut sebut sebagai Wali Alloh yang Nyeleneh dan berbeda dari Wali pada umumnya yang dikenal Masyarakat jawa pada umumnya saat itu. saya membaca blog http://sufisme.mitrasites.com/gambar/makrifat-syekh-siti-jenar.html. dan http://jagadsurodipo.wordpress.com/2010/11/20/telusur-jejak-syeh-siti-jenar/
disana dituliskan sebagai berikut :
Syeh Siti Jenar atau Syeh Lemahbang sangat populer bagi masyarakat jawa, beragam alasan orang membicarakan tokoh misterius itu sesuai dengan latar belakang dan kepentingannya. Namun ada juga yang berspekulasi Syeh Lemahbang hanyalah mitos.Menurut cerita babad, Syeh Lemahbang terakhir kali berada di sekitar Pengging (wilayah Kabupaten Boyolali).
Untuk membuktikan kebenaran cerita tersebut saya berusaha menelusuri beberapa tempat di sekitar kawasan Pengging. Tahap pertama saya melakukan pencarian tempat-tempat yang bernama Lemahbang yang lokasinya tidak jauh dari Pengging, dengan asumsi nama Syeh Lemahbang sebenarnya menunjuk pada seseorang yang berasal dari Lemahbang. Ada tiga nama tempat yang saya temukan, yakni : Lemah Abang, Mahbang dan Lemahbang.
Saya lebih tertarik pada nama yang terakhir, karena sesuai dengan nama dalam babad yakni : Syeh Lemahbang. Tempat yang saya maksudkan tersebut adalah dusun kecil yang berada di Desa Keongan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Tempat ini berada tidak jauh dari Pengging (<15 km) sehingga memungkinkan Syeh Lemahbang dan Ki Ageng Pengging melakukan komunikasi secara intensif. Jarak dari Pengging ke Lemahbang dapat ditempuh berjalan kaki tidak lebih dari satu hari.
Dusun Lemahbang berada di daerah perbukitan dengan tanah berwarna kemerahan, sungguh pantas apabila tempat itu dinamakan Lemahbang yang berarti tanah merah. Pada abad 15 dusun ini tersembunyi dan sulit dijangkau, sehingga cocok sebagai tempat persembunyian, pertapaan atau latihan militer. Saya berspekulasi Kanjeng Syeh berada di Lemahbang untuk tujuan tersebut, yakni : bersembunyi dari penguasa Demak, bertapa sesuai keyakinan dan melatih militer untuk kepentingan politik.
-
Tidak jauh dari Lemahbang ada umbul (mata air) yang sangat tua umurnya. Air umbul sangat jernih dan segar, warga sekitar memanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, namun entah apa sebabnya mereka tidak berani menggunakan air umbul untuk persawahan. Menurut cerita warga setempat, di samping barat umbul ada lubang mirip gua, tetapi sekarang sudah longsor. Di lokasi umbul juga ada potongan kayu tua yang sangat dikeramatkan.
-
Saya menduga gua tersebut dulunya digunakan Syeh Lemahbang berkhalwat (semedi), sedangkan potongan kayu adalah penyangga atap gua agar tidak runtuh. Dari sisa-sisa yang ada tampak tanah bagian atas gua sangat tipis sehingga rawan runtuh. Mungkin saja gua itu adalah gua buatan Syeh Lemahbang sendiri.
-
Sebagai bagian akhir saya berkesimpulan tokoh yang bernama Syeh Lemahbang atau Syeh Siti Jenar benar-benar ada, beliau adalah bagian dari sejarah tanah Jawa. Tidak ada alasan untuk mengatakan tokoh tersebut hanya mitos atau legenda belaka.
Saya lebih tertarik pada nama yang terakhir, karena sesuai dengan nama dalam babad yakni : Syeh Lemahbang. Tempat yang saya maksudkan tersebut adalah dusun kecil yang berada di Desa Keongan, Kecamatan Nogosari, Kabupaten Boyolali. Tempat ini berada tidak jauh dari Pengging (<15 km) sehingga memungkinkan Syeh Lemahbang dan Ki Ageng Pengging melakukan komunikasi secara intensif. Jarak dari Pengging ke Lemahbang dapat ditempuh berjalan kaki tidak lebih dari satu hari.
Dusun Lemahbang berada di daerah perbukitan dengan tanah berwarna kemerahan, sungguh pantas apabila tempat itu dinamakan Lemahbang yang berarti tanah merah. Pada abad 15 dusun ini tersembunyi dan sulit dijangkau, sehingga cocok sebagai tempat persembunyian, pertapaan atau latihan militer. Saya berspekulasi Kanjeng Syeh berada di Lemahbang untuk tujuan tersebut, yakni : bersembunyi dari penguasa Demak, bertapa sesuai keyakinan dan melatih militer untuk kepentingan politik.
-
Tidak jauh dari Lemahbang ada umbul (mata air) yang sangat tua umurnya. Air umbul sangat jernih dan segar, warga sekitar memanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, namun entah apa sebabnya mereka tidak berani menggunakan air umbul untuk persawahan. Menurut cerita warga setempat, di samping barat umbul ada lubang mirip gua, tetapi sekarang sudah longsor. Di lokasi umbul juga ada potongan kayu tua yang sangat dikeramatkan.
-
Saya menduga gua tersebut dulunya digunakan Syeh Lemahbang berkhalwat (semedi), sedangkan potongan kayu adalah penyangga atap gua agar tidak runtuh. Dari sisa-sisa yang ada tampak tanah bagian atas gua sangat tipis sehingga rawan runtuh. Mungkin saja gua itu adalah gua buatan Syeh Lemahbang sendiri.
-
Sebagai bagian akhir saya berkesimpulan tokoh yang bernama Syeh Lemahbang atau Syeh Siti Jenar benar-benar ada, beliau adalah bagian dari sejarah tanah Jawa. Tidak ada alasan untuk mengatakan tokoh tersebut hanya mitos atau legenda belaka.
Sementara berdasarkan Tulisan http://c3mplay.wordpress.com/2011/04/18/marifat-syech-siti-jenar-2/. dijelaskan :
Syekh Siti Jenar merupakan nama yang menyimpan sejuta misteri. Hingga kini teka teki tersebut belum pernah
terjawab. Apakah Syekh Siti Jenar itumemang benar benar ada sebagai Wali Ma’rifat atau hanya sekedar pitutur luhur simbol-simbol ajaran kearifan masyarakat Jawa. Namun dalam ringkasan ini kami tidak mengkaji sisi historisnya tetapi kami mengkritisi ajarannya tersirat dalam sastra Jawa yang disugukan pada acara MOCOPAT
Widhatul Wujud / Manunggaling Kawulo Gusti
Apabila diakui bahwa Syekh Siti Jenar itu seorang wali ma’rifat, maka ajaran Ma’rifat yang dikembangkanya bukanlah suatu ajaran baru danbanyak dipengaruhi toko Sufi sebelumnya yang berasal dari dataran Arab yaitu Mansyur Al Hallaj. teori dari mansyur al Hallaj yang terkenal Al Hulull ( Tuhan mengambiltempat pada diri manusia ), kalau pada teori Siti Jenar adalah Widhatul Wujud , ( pada saat tertentu manusia bisa menyatu dengan Tuhannya ) , jadi kalau dilihat dari kedua teori tersebut sepertinya ada kesamaan bahwa pada saat saat tertentu manusia seolah olah merasakan dapat bersatu dengan Tuhannya
.
Sesungguhnya konsep tesebut tidak dikenal dalam ajaran Islam , konsep tersebut hanyala pengaruh dari tradisi pemikiran yang ada , namun para sufi berkayakinan bahwa kita bisa memperoleh pengetahuan bukan hanya dari panca indra seperti yang ditempuh oleh para Filsuf dan Teolog . melaikan dengan hati nurani.
terjawab. Apakah Syekh Siti Jenar itumemang benar benar ada sebagai Wali Ma’rifat atau hanya sekedar pitutur luhur simbol-simbol ajaran kearifan masyarakat Jawa. Namun dalam ringkasan ini kami tidak mengkaji sisi historisnya tetapi kami mengkritisi ajarannya tersirat dalam sastra Jawa yang disugukan pada acara MOCOPAT
Widhatul Wujud / Manunggaling Kawulo Gusti
Apabila diakui bahwa Syekh Siti Jenar itu seorang wali ma’rifat, maka ajaran Ma’rifat yang dikembangkanya bukanlah suatu ajaran baru danbanyak dipengaruhi toko Sufi sebelumnya yang berasal dari dataran Arab yaitu Mansyur Al Hallaj. teori dari mansyur al Hallaj yang terkenal Al Hulull ( Tuhan mengambiltempat pada diri manusia ), kalau pada teori Siti Jenar adalah Widhatul Wujud , ( pada saat tertentu manusia bisa menyatu dengan Tuhannya ) , jadi kalau dilihat dari kedua teori tersebut sepertinya ada kesamaan bahwa pada saat saat tertentu manusia seolah olah merasakan dapat bersatu dengan Tuhannya
.
Sesungguhnya konsep tesebut tidak dikenal dalam ajaran Islam , konsep tersebut hanyala pengaruh dari tradisi pemikiran yang ada , namun para sufi berkayakinan bahwa kita bisa memperoleh pengetahuan bukan hanya dari panca indra seperti yang ditempuh oleh para Filsuf dan Teolog . melaikan dengan hati nurani.
Konsep Kematian Syekh Siti Jenar
Menurut pandangan yang diyakini bahwa dunia ini alam kematian, setelah jasad ditinggal nyawa itulah awal kehidupan yang sebenarnya. Amat megherankan jika manusia berfikir siang dan malam dalam alam kematian itu mengharap permulaan hidup, sesungguhnya manusia hidup di dunia ini banyak mengalami neraka kesengsaraan, kepanasan, kedinginan , serta kesedihan tidak demikian apabila manusia hidup sesudah mati manusia akan hidup mulia mandiri tidak memerlukan media ayah ibu ia berbuat menurut keinginannya sendiri tiada berasal dari angina , air ,tanah , api atau semua yang serba jasad. Ia tidak menginginkan atau dikenai kerusakan apapun , karena itu apa yang disebut dengan Allah ( nama ) ialah barang baru yang direka reka menurut pikiran manusia
Kunjungi Juga : http://alliefazzuhri.blogspot.com
Menurut pandangan yang diyakini bahwa dunia ini alam kematian, setelah jasad ditinggal nyawa itulah awal kehidupan yang sebenarnya. Amat megherankan jika manusia berfikir siang dan malam dalam alam kematian itu mengharap permulaan hidup, sesungguhnya manusia hidup di dunia ini banyak mengalami neraka kesengsaraan, kepanasan, kedinginan , serta kesedihan tidak demikian apabila manusia hidup sesudah mati manusia akan hidup mulia mandiri tidak memerlukan media ayah ibu ia berbuat menurut keinginannya sendiri tiada berasal dari angina , air ,tanah , api atau semua yang serba jasad. Ia tidak menginginkan atau dikenai kerusakan apapun , karena itu apa yang disebut dengan Allah ( nama ) ialah barang baru yang direka reka menurut pikiran manusia
Kunjungi Juga : http://alliefazzuhri.blogspot.com
No comments:
Post a Comment